Pernah nggak sih kamu pusing sendiri? Produk udah keren, iklan udah jalan, tapi kok penjualan gitu-gitu aja?
Kemungkinan besar, kamu melewatkan satu hal super penting: memahami “peta pikiran” calon pembeli alias Buyer Journey.
Gampangnya gini, orang tuh nggak tiba-tiba bangun pagi terus mikir, “Wah, gue harus beli produk lo sekarang!”.
Ada prosesnya. Nah, Buyer Journey ini adalah peta yang nunjukkin semua lika-liku yang mereka lewati sebelum akhirnya bilang, “Oke, deal! Gue beli.”
Mengabaikan peta ini sama aja kayak jualan sambil tutup mata.
Apa Itu Buyer Journey
Singkatnya, apa itu Buyer Journey bisa diartikan sebagai semua tahapan yang dilalui seseorang, dari yang awalnya cuek sama masalahnya, sampai akhirnya checkout produk kamu sebagai solusinya.
Ini bukan proses instan. Ada yang cuma butuh beberapa jam, ada juga yang butuh berbulan-bulan (apalagi kalau produkmu mahal).
Tugas kita sebagai pebisnis cerdas adalah “menemani” mereka di setiap tikungan perjalanan ini dengan konten yang pas.
3 Tahapan Buyer Journey yang Wajib Kamu Tahu
Setiap Buyer Journey pasti melewati tiga fase utama. Kalau kamu bisa memetakan ini (istilah kerennya buyer journey mapping), strategi marketingmu bakal jauh lebih tajam.
Fase 1: Tahap “Eh, Gue Kenapa Ya?” (Awareness Stage)
Di sini, calon pelanggan baru sadar kalau mereka punya masalah, tapi masih nge-blur. Mereka belum tahu solusinya apa, apalagi merek kamu.
- Contoh: Seseorang ngerasa kok tiap malam susah tidur. Dia nggak langsung cari “obat tidur”, tapi googling hal-hal kayak “penyebab insomnia” atau “cara biar cepat ngantuk”.
- Misi Kamu: Jangan langsung nawarin produk! Jadilah “teman pintar” yang ngasih solusi. Buat konten-konten edukatif kayak artikel blog, video tips, atau infografis seputar masalah mereka. Tujuannya cuma satu: biar mereka kenal kamu sebagai sumber yang oke.
Fase 2: Tahap “Oke, Gue Butuh Solusi Apa Nih?” (Consideration Stage)
Nah, di sini mereka udah paham masalahnya dan mulai aktif cari-cari solusi. Mereka bakal banding-bandingin semua pilihan yang ada.
- Contoh: Setelah tahu penyebabnya stres, dia mulai cari “teh herbal penenang”, “aplikasi meditasi terbaik”, atau “suplemen tidur alami”. Dia bakal baca review dan liat perbandingan.
- Misi Kamu: Tunjukin kalau kamu punya solusi terbaik. Sodorin konten perbandingan, studi kasus, demo produk, atau webinar gratis. Di tahap ini, kamu harus bisa nunjukkin keunggulanmu dibanding yang lain.
Fase 3: Tahap “Sikat! Gue Pilih yang Ini!” (Decision Stage)
Di fase terakhir tahapan buyer journey ini, mereka udah hampir yakin mau beli. Mungkin tinggal butuh sedikit dorongan atau diskon biar makin mantap.
- Contoh: Dia udah naksir sama teh herbal merekmu, tapi masih ragu. Dia mungkin bakal cari “kode promo teh herbal X” atau “testimoni teh herbal X”.
- Misi Kamu: Kasih penawaran yang susah ditolak! Tawarkan diskon pembeli pertama, uji coba gratis, atau testimoni dari pelanggan yang super puas. Bikin proses checkout segampang mungkin.
Buyer Journey di Dunia Online: Makin Ruwet tapi Makin Seru!
Di zaman sekarang, online buyer journey itu nggak lurus-lurus aja.
Pelanggan bisa aja lihat produkmu di TikTok, baca review-nya di Google, nanya-nanya di grup Facebook, terus belinya lewat link di bio Instagram. Pusing, kan?
Makanya, penting banget buat merek kamu nongol di mana-mana dengan pesan yang konsisten.
Inilah kenapa Buyer Journey sering dikembangin jadi Customer Journey, yang juga mikirin gimana caranya bikin pelanggan yang udah beli jadi fans berat yang suka rela promosiin produkmu.
Kuasai Setiap Fase dengan Partner Digital yang Ngertiin Kamu
Memetakan Buyer Journey dan bikin konten buat tiap fasenya itu kerjaan serius. Butuh riset, kreativitas, dan strategi yang nyambung dari hulu ke hilir.
Di sinilah kamu butuh partner yang bisa diajak mikir bareng. Coba deh manfaatin jasa digital marketing di Infanthree.
Tim kami siap bantu kamu “mengintai” peta pikiran pelangganmu dan bikin strategi jitu biar mereka nggak nyasar ke kompetitor.
Penutup
Intinya, Buyer Journey itu tentang empati. Coba deh posisikan dirimu sebagai pelanggan.
Apa yang mereka rasain? Apa yang mereka butuhin?
Kalau kamu bisa jadi pemandu yang asyik dan solutif, bukan cuma jualan, mereka bakal jadi teman setia merekmu.
Jadi, stop jualan buta. Mulai sekarang, petakan Buyer Journey pelangganmu dan lihat sendiri gimana penjualanmu bisa meroket.