Marketing 6.0 – Dunia pemasaran tidak pernah berhenti berevolusi. Dari fokus pada produk di era Marketing 1.0, hingga kini kita tiba di sebuah babak baru yang mengubah segalanya yaitu Marketing 6 0.
Era ini bukan lagi sekadar tentang digitalisasi, melainkan tentang peleburan total antara dunia online dan offline, menciptakan sebuah pengalaman yang benar-benar menyatu dan imersif bagi konsumen.
Marketing 6 0 menjadi sebuah konsep yang wajib dipahami oleh setiap pebisnis dan pemasar yang ingin tetap relevan, terutama dalam menjangkau generasi masa depan seperti Gen Z dan Gen Alpha.
Jika sebelumnya pemasaran digital hanya menjadi salah satu saluran, kini ia menjadi fondasi dari seluruh interaksi merek dengan pelanggannya.
Marketing 6.0 Adalah
Secara mendasar, Marketing 6 0 adalah sebuah pendekatan pemasaran yang berpusat pada penciptaan pengalaman pelanggan yang imersif (immersive), personal, dan berbasis komunitas.
Di era ini, batas antara dunia fisik dan virtual menjadi kabur. Konsumen tidak lagi hanya membeli produk, tetapi membeli pengalaman dan menjadi bagian dari sebuah cerita.
Konsep ini digagas oleh para pakar pemasaran sebagai respons terhadap perubahan perilaku konsumen modern.
Konsumen kini jauh lebih cerdas, kritis, dan membutuhkan validasi lebih sebelum membuat keputusan pembelian.
Mereka tidak lagi mudah percaya pada klaim iklan atau influencer besar, melainkan mencari informasi dari sumber yang lebih otentik, seperti komunitas atau ulasan pengguna nyata.
Oleh karena itu, Marketing 6.0 menuntut merek untuk lebih transparan, personal, dan kolaboratif.
Marketing 6.0 Philip Kotler
Meskipun istilah Marketing 6 0 merupakan evolusi lebih lanjut, fondasinya tidak bisa dilepaskan dari pemikiran Philip Kotler, sang “Bapak Pemasaran Modern”.
Sejak era Marketing 1.0, Kotler telah menjadi rujukan utama dalam memahami evolusi pemasaran. Marketing 6.0 Philip Kotler (dan rekan penulisnya seperti Iwan Setiawan) menjadi penanda penting bahwa teknologi dan kemanusiaan harus berjalan beriringan.
Salah satu buku yang menjadi acuan adalah “Marketing 6.0 The Future is Immersive”.
Buku ini menekankan bahwa masa depan pemasaran terletak pada kemampuan merek untuk menciptakan pengalaman yang mendalam dan melibatkan seluruh pancaindra, baik di dunia nyata maupun virtual.
Konsep Marketing 6.0
Inti dari konsep marketing 6.0 adalah “immersive”. Pengalaman imersif ini dibangun di atas lima elemen kunci, seperti yang dijelaskan oleh Iwan Setiawan:
Frictionless Experience (Pengalaman Mulus)
Semua proses, mulai dari pencarian informasi hingga transaksi, harus berjalan lancar tanpa hambatan, seringkali dengan mengalihkan proses transaksional ke ranah online.
Multisensory Experience (Pengalaman Multi-indra)
Menciptakan pengalaman yang menstimulasi seluruh pancaindra. Di dunia digital, ini dominan diwujudkan melalui audio dan visual yang memukau.
Participate Experience (Pengalaman Partisipatif)
Melibatkan audiens untuk ikut serta dan menjadi bagian dari pengalaman, bukan hanya sebagai penonton pasif.
Interactive Experience (Pengalaman Interaktif)
Membangun interaksi dua arah yang personal antara merek dan audiens.
Storytelling Experience (Pengalaman Bercerita)
Mengemas seluruh pengalaman dalam sebuah narasi atau cerita yang kuat dan menyentuh emosi.
Kelima elemen ini menjadi pilar utama dalam merancang setiap strategi Marketing 6.0. Tujuannya adalah membuat konsumen merasa menjadi bagian tak terpisahkan dari merek.
Contoh Marketing 6.0
Bagaimana konsep Marketing 6.0 ini diterapkan dalam dunia nyata? Berikut adalah beberapa contoh marketing 6.0 di berbagai industri:
Ritel & F&B
Merek tidak hanya menjual produk, tetapi menciptakan konten yang relevan dengan kehidupan sehari-hari (misalnya, tips belanja bulanan). Mereka juga berkolaborasi dengan komunitas (misalnya, komunitas senam pagi) dan menggunakan teknologi seperti menu berbasis QR untuk pengalaman yang frictionless.
Perawatan Kulit
Merek membuat konten “bongkar produk” untuk transparansi, berkolaborasi dengan micro-influencer yang spesifik untuk setiap jenis kulit, dan membuat komunitas seperti “kelas kecantikan” untuk menciptakan partisipasi.
Fashion
Merek membuat konten review yang unik (misalnya, uji ketahanan bahan) dan menggunakan stiker virtual di Instagram atau TikTok agar calon pelanggan bisa “mencoba” produk secara imersif.
Dunia Hiburan (Konser)
Pengalaman imersif diciptakan melalui visual dan audio yang megah, mengajak penonton bernyanyi bersama (partisipasi), dan bahkan menarik penonton ke atas panggung untuk berdialog (interaksi).
Semua contoh ini menunjukkan pergeseran dari sekadar promosi produk menjadi penciptaan pengalaman dan komunitas. Inilah esensi sejati dari Marketing 6.0.
Wujudkan Strategi Marketing 6.0 Anda dengan Teknologi yang Tepat
Di era Marketing 6.0, teknologi seperti aplikasi mobile menjadi jembatan utama untuk menciptakan pengalaman imersif dan personal.
Aplikasi memungkinkan Anda untuk berinteraksi langsung, mengumpulkan data untuk personalisasi, dan membangun komunitas yang loyal.
Untuk menerjemahkan strategi Marketing 6.0 Anda menjadi sebuah platform digital yang andal, manfaatkan jasa pembuatan Aplikasi di Infanthree.
Tim kami akan membantu Anda membangun aplikasi yang tidak hanya fungsional, tetapi juga dirancang untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang mulus, interaktif, dan tak terlupakan.
Penutup
Pada akhirnya, Marketing 6.0 adalah tentang memahami bahwa masa depan ada di tangan generasi yang hidup tanpa sekat antara dunia online dan offline.
Merek yang berhasil adalah mereka yang mampu merangkul teknologi untuk menciptakan pengalaman yang lebih manusiawi, kolaboratif, dan imersif.
Dengan memahami dan menerapkan konsep Marketing 6.0, bisnis Anda tidak hanya akan bertahan, tetapi juga akan memimpin di masa depan.