Perjalanan seorang pelanggan dari pertama kali melihat iklan hingga akhirnya melakukan pembelian jarang sekali terjadi dalam satu langkah.
Mereka mungkin melihat iklan Anda di Instagram, beberapa hari kemudian mengklik tautan dari pencarian Google, lalu akhirnya melakukan konversi setelah melihat iklan retargeting di Facebook.
Lantas, channel mana yang paling berjasa? Menjawab pertanyaan ini adalah inti dari attribution modeling atau pemodelan atribusi.
Tanpa attribution modeling, Anda akan kesulitan memahami channel pemasaran mana yang benar-benar memberikan hasil.
Mana yang hanya membuang-buang anggaran, dan bagaimana cara mengalokasikan sumber daya Anda secara lebih efektif untuk mendapatkan Return on Investment (ROI) yang maksimal.
Apa Itu Attribution Modeling
Secara sederhana, attribution modeling adalah sebuah proses atau kerangka kerja untuk menganalisis dan memberikan “kredit” atau nilai pada setiap titik sentuh (touchpoint) pemasaran yang berkontribusi dalam perjalanan pelanggan menuju konversi.
Dengan kata lain, attribution modeling membantu Anda memahami seberapa besar kontribusi setiap channel seperti Google Ads, media sosial, email marketing, atau SEO terhadap pencapaian tujuan bisnis Anda, baik itu penjualan, pendaftaran, atau pengunduhan.
Ini adalah cara untuk menjawab pertanyaan, “Dari semua upaya pemasaran yang kami lakukan, mana yang paling berhasil?”.
Mengapa Attribution Modeling Penting
Pentingnya attribution modeling marketing terletak pada kemampuannya untuk memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas setiap kampanye. Manfaat utamanya antara lain:
- Mengukur ROI dengan Lebih Akurat: Anda bisa melihat channel mana yang memberikan ROI tertinggi.
- Optimalisasi Anggaran Pemasaran: Anda dapat mengalokasikan ulang anggaran dari channel yang berkinerja buruk ke channel yang paling efektif.
- Memahami Perjalanan Pelanggan (Customer Journey): Memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pelanggan berinteraksi dengan merek Anda di berbagai platform.
Attribution Modeling Digital Marketing: Jenis-jenis Utamanya
Dalam attribution modeling digital marketing, ada banyak sekali model yang bisa digunakan.
Secara garis besar, mereka terbagi menjadi dua kategori: single-touch dan multi-touch.
Model Single-Touch
Model ini memberikan 100% kredit konversi hanya pada satu titik sentuh.
- First-Touch Attribution: Memberikan seluruh kredit kepada channel pertama yang memperkenalkan pelanggan ke merek Anda. Model ini bagus untuk memahami channel mana yang paling efektif dalam menciptakan awareness.
- Last-Touch Attribution: Memberikan seluruh kredit kepada channel terakhir yang berinteraksi dengan pelanggan sebelum konversi. Ini adalah model default di banyak platform analitik dan berguna untuk mengetahui channel mana yang paling efektif dalam “menutup” penjualan.
Model Multi-Touch
Model ini membagi kredit konversi ke beberapa titik sentuh, memberikan gambaran yang lebih holistik.
- Linear Attribution: Membagi kredit secara merata ke semua titik sentuh. Jika ada 4 touchpoint, masing-masing mendapatkan 25% kredit.
- Time-Decay Attribution: Memberikan kredit lebih besar pada titik sentuh yang lebih dekat dengan waktu konversi. Semakin jauh interaksinya, semakin kecil kreditnya.
- U-Shaped Attribution: Memberikan kredit terbesar (masing-masing 40%) pada titik sentuh pertama dan terakhir. Sisa 20% dibagi rata untuk titik sentuh di antaranya.
- W-Shaped Attribution: Mirip dengan U-Shaped, tetapi memberikan bobot pada tiga titik sentuh utama: pertama, tengah (saat prospek menjadi lead), dan terakhir.
Contoh Attribution Modeling Marketing
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat contoh attribution modeling marketing dalam sebuah skenario sederhana:
Seorang pelanggan bernama Budi membeli sepatu seharga Rp1.000.000 setelah melalui perjalanan berikut:
- Senin: Melihat iklan sepatu di Instagram Ads.
- Rabu: Mencari “review sepatu X” di Google (SEO) dan mengklik tautan ke blog Anda.
- Jumat: Menerima email promosi (Email Marketing) dan akhirnya mengklik untuk membeli.
Bagaimana setiap model attribution modeling akan membagi kredit penjualan Rp1.000.000 tersebut?
- First-Touch: Instagram Ads mendapatkan 100% kredit (Rp1.000.000).
- Last-Touch: Email Marketing mendapatkan 100% kredit (Rp1.000.000).
- Linear: Instagram, SEO, dan Email masing-masing mendapatkan 33.3% kredit (sekitar Rp333.000).
- Time-Decay: Email akan mendapatkan kredit terbesar, diikuti oleh SEO, dan terakhir Instagram.
- U-Shaped: Instagram dan Email akan mendapatkan kredit terbesar, sementara SEO mendapatkan sisanya.
Wujudkan Strategi Pemasaran Berbasis Data Anda Bersama Infanthree
Memilih dan menerapkan model attribution modeling yang tepat membutuhkan pemahaman mendalam tentang analitik digital dan strategi pemasaran.
Untuk memastikan setiap keputusan pemasaran Anda didasarkan pada data yang akurat dan memberikan hasil yang optimal, Anda memerlukan mitra yang ahli.
Manfaatkan jasa digital marketing terbaik di Infanthree.
Tim kami akan membantu Anda melacak perjalanan pelanggan, mengimplementasikan attribution modeling, dan mengubah data menjadi strategi yang meningkatkan ROI Anda.
Penutup
Pada akhirnya, tidak ada satu model attribution modeling yang sempurna untuk semua bisnis.
Pilihan model terbaik bergantung pada tujuan bisnis Anda dan kompleksitas perjalanan pelanggan Anda.
Namun, yang pasti, beralih dari model last-touch yang sederhana ke model multi-touch yang lebih canggih akan memberikan Anda wawasan yang jauh lebih kaya dan akurat tentang efektivitas upaya pemasaran Anda.