Wajib Tahu! 4 Jenis Pain Point Kunci Sukses Bisnis

pain point
DAFTAR ISI

Dalam dunia bisnis dan pemasaran, kita seringkali terlalu fokus pada fitur-fitur canggih atau keunggulan produk kita.

Namun, pelanggan tidak membeli fitur; mereka membeli solusi untuk masalah mereka. Inilah inti dari konsep pain point atau titik nyeri.

Memahami dan mengatasi pain point pelanggan adalah fondasi dari semua bisnis yang sukses.

Ketika Anda mampu mengidentifikasi masalah spesifik yang membuat audiens Anda “tidak nyaman” dan menawarkan produk Anda sebagai “obat”-nya, Anda tidak hanya akan mendapatkan pelanggan, tetapi juga membangun loyalitas dan kepercayaan yang mendalam.

Apa Itu Pain Point

pain point
source image: smart survey

Secara sederhana, pain point adalah sebuah masalah spesifik, frustrasi, atau kebutuhan yang belum terpenuhi yang dialami oleh calon pelanggan Anda. 

Arti pain point bisa sangat beragam, mulai dari masalah yang terlihat jelas hingga masalah yang bahkan tidak disadari oleh pelanggan itu sendiri.

Misalnya, seseorang yang selalu lupa jadwal minum obat memiliki pain point terkait manajemen waktu dan kesehatan.

Sebuah aplikasi pengingat obat hadir sebagai solusi untuk pain point tersebut.

Dalam konteks pemasaran, tugas Anda adalah menemukan pain point ini dan memposisikan produk Anda sebagai solusi terbaik.

Jenis jenis Pain Point yang Umum Dialami Konsumen

strategi pain point
source image: networks unlimited

Pain point dapat dikategorikan ke dalam empat jenis utama.

Memahami klasifikasi ini akan membantu Anda merancang solusi dan pesan pemasaran yang lebih tajam.

1. Financial Pain (Masalah Keuangan)

Ini adalah pain point yang paling umum. Pelanggan merasa mereka menghabiskan terlalu banyak uang untuk solusi yang ada saat ini dan sedang aktif mencari cara untuk mengurangi pengeluaran.

  • Contoh: Biaya langganan aplikasi yang terlalu mahal, produk yang cepat rusak sehingga boros, atau adanya biaya tersembunyi saat checkout.

2. Productivity Pain (Masalah Produktivitas)

“Waktu adalah uang.” Pain ini muncul ketika pelanggan merasa membuang-buang terlalu banyak waktu atau tenaga untuk melakukan suatu tugas. Mereka mencari solusi yang lebih efisien dan cepat.

  • Contoh: Proses pendaftaran yang mengharuskan mengisi data diri secara manual berulang kali, atau alur kerja aplikasi yang terlalu rumit.
Baca Juga:  Strategi TikTok Shop Marketing untuk Dongkrak Omzet 2025!

3. Process Pain (Masalah Proses)

Ini berkaitan dengan pengalaman pengguna (user experience) yang buruk atau proses yang tidak optimal. Pelanggan merasa frustrasi karena cara kerja produk atau layanan Anda yang rumit dan tidak intuitif.

  • Contoh: Pelanggan harus menghubungi WhatsApp untuk konfirmasi pembayaran manual, atau sulitnya menemukan menu penting di dalam aplikasi.

4. Support Pain (Masalah Dukungan)

Pain ini terjadi ketika pelanggan tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan saat menghadapi masalah. Kurangnya dukungan akan membuat pelanggan merasa diabaikan.

  • Contoh: Respons customer service yang sangat lambat, sulitnya menemukan nomor kontak atau live chat, atau jawaban yang tidak solutif.

Strategi Pain Point: Cara Mengidentifikasi dan Menyelesaikannya

pain point
source image: glints

Mengidentifikasi pain membutuhkan empati dan riset. Berikut adalah beberapa strategi pain point yang bisa Anda terapkan:

Riset dan Survei Pelanggan

Cara paling langsung adalah bertanya. Lakukan survei, wawancara, atau buat kuesioner untuk menggali masalah yang mereka hadapi.

Dengarkan Tim Sales dan Customer Service

Mereka adalah garda terdepan yang setiap hari mendengar keluhan dan keberatan dari pelanggan.

Pantau Media Sosial dan Forum Online

Pelanggan seringkali mencurahkan frustrasi mereka di platform publik. Ini adalah tambang emas informasi pain.

Analisis Data Perilaku:

Gunakan alat analitik untuk melihat di mana pengguna paling sering “jatuh” atau meninggalkan website/aplikasi Anda.

Cara Menyelesaikan:

  1. Tawarkan Solusi, Bukan Sekadar Produk: Posisikan produk Anda sebagai “obat” untuk pain mereka. Jelaskan secara spesifik bagaimana fitur Anda dapat meringankan “rasa sakit” mereka.
  2. Gunakan Bahasa Pelanggan: Saat berkomunikasi, gunakan frasa dan istilah yang sama seperti yang digunakan pelanggan untuk mendeskripsikan masalah mereka. Ini menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan.
  3. Berikan Pilihan Solusi: Jika memungkinkan, tawarkan beberapa tingkatan solusi atau paket yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran pelanggan yang berbeda.
Baca Juga:  Mengenal 3 Komponen Inbound Marketing Dan Dampaknya Untuk Bisnis

Contoh Pain Point dan Solusinya

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat beberapa contoh pain dan bagaimana bisnis menyelesaikannya:

1. Contoh Pain: “Saya kesulitan mengatur jadwal rapat dengan banyak orang dari zona waktu berbeda.”

Solusi: Aplikasi seperti Calendly yang mengotomatiskan penjadwalan.

2. Contoh Pain: “Saya sering membeli bahan makanan tapi akhirnya busuk karena tidak tahu mau masak apa.”

Solusi: Aplikasi resep masakan yang bisa memberikan ide berdasarkan bahan-bahan yang ada di kulkas.

3. Contoh Pain: “Proses desain grafis terlalu rumit dan mahal jika harus menyewa desainer.”

Solusi: Platform seperti Canva yang menyediakan template desain yang mudah digunakan.

Wujudkan Solusi Anda di Dunia Digital Bersama Infanthree

Setelah Anda berhasil mengidentifikasi pain point audiens Anda, langkah selanjutnya adalah membangun dan memasarkan solusi Anda secara efektif.

Untuk memastikan pesan Anda sampai kepada orang yang tepat dan meyakinkan mereka bahwa Anda memiliki jawaban atas masalah mereka, Anda memerlukan strategi digital yang solid.

Manfaatkan jasa digital marketing terbaik di Infanthree.

Tim kami akan membantu Anda merancang kampanye yang berfokus pada pain point pelanggan, menciptakan konten yang beresonansi, dan mengubah masalah mereka menjadi peluang bisnis Anda.

Penutup

Pada akhirnya, bisnis yang paling sukses bukanlah yang memiliki produk paling canggih, melainkan yang paling memahami dan mampu menyelesaikan pain point pelanggannya.

Berhentilah menjual produk, dan mulailah menjual solusi.

Baca Juga:  Digital Persuasion: Wajib Tahu! 6 Trik Psikologi Ini!

Dengan menjadikan pain point sebagai pusat dari strategi produk dan pemasaran Anda, Anda akan membangun bisnis yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga benar-benar dibutuhkan dan dicintai oleh pasar.

Ebook Gratis!!

Subscribe untuk dapatkan e-book GRATIS dan informasi teknologi terbaru dan diskon menarik langsung di Email-mu

Aridla
Aridla
Digital Marketer di Infanthree Digital. Sangat tertarik dalam perkembangan teknologi untuk pemanfaatan dalam bisnis. Jangan lupa berikan komentarmu jika ada yang ingin ditanyakan.
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
WhatsApp chat