Copycat Marketing: 2 Strategi Cerdas Meniru Brand Besar!

copycat marketing
DAFTAR ISI

Dalam dunia bisnis, meniru atau mengambil inspirasi dari kompetitor yang sukses adalah hal yang lumrah.

Namun, ada garis tipis yang memisahkan antara strategi cerdas dan plagiarisme terang-terangan. Di sinilah istilah copycat marketing muncul.

Sebuah konsep dengan dua wajah yang bisa membawa bisnis menuju kesuksesan atau justru menjerumuskannya ke dalam masalah hukum dan etika.

copycat marketing
source image: blog.wecare.id

Lalu, apa itu copycat marketing? Secara mendasar, konsep ini memiliki dua interpretasi yang sangat berbeda.

Di satu sisi, ia bisa berarti meniru model bisnis, sistem, dan strategi yang terbukti berhasil. Di sisi lain, ia bisa merujuk pada praktik “brand jacking” atau menjiplak identitas visual merek lain untuk menipu konsumen.

Memahami kedua sisi dari copycat marketing ini adalah kunci untuk bisa memanfaatkannya secara positif.

Sisi Gelap Copycat Marketing: Duplikasi dan Brand Jacking

tujuan copycat marketing
source image: https://x.com/gamecopycat

Sisi negatif dari copycat marketing adalah praktik yang paling sering kita temui di pasar, terutama pada produk konsumen (FMCG).

Dalam konteks ini, sebuah merek baru meniru identitas merek pemimpin pasar,, mulai dari warna, logo, bentuk kemasan, hingga nama yang mirip dengan tujuan copycat marketing untuk mengelabui dan menyesatkan konsumen.

Konsumen yang tidak teliti bisa dengan mudah salah mengira produk tiruan sebagai produk asli dan akhirnya membelinya.

Ini adalah jalan pintas yang berbahaya, karena membangun merek dari nol membutuhkan investasi waktu dan biaya yang sangat besar.

Baca Juga:  Kupas Tuntas Brand Trust & 9 Strategi Jitu Membangunnya!

Dengan menjiplak, merek baru bisa langsung dikenali tanpa harus melalui proses brand building.

Dampak copycat marketing untuk bisnis yang orisinal sangat merugikan. Sebuah studi dari KPMG & FICCI mengungkapkan bahwa industri FMCG bisa kehilangan hingga 30% pendapatannya akibat produk palsu atau tiruan.

Kerugian ini bukan hanya soal finansial, tetapi juga potensi kerusakan reputasi jika konsumen mendapatkan pengalaman buruk dari produk tiruan berkualitas rendah.

Adapun kekurangan copycat marketing dari sisi negatif ini sangat jelas:

  1. Risiko Hukum: Meniru identitas merek lain adalah pelanggaran hak cipta dan merek dagang yang bisa berujung pada tuntutan hukum yang mahal.
  2. Tidak Ada Inovasi: Merek hanya fokus meniru, bukan menciptakan nilai baru bagi konsumen.
  3. Reputasi Buruk: Jika terungkap, citra merek akan hancur dan sulit dipercaya oleh konsumen maupun mitra bisnis.

Sisi Terang Copycat Marketing: Meniru Sistem Kesuksesan

dampak copycat marketing untuk bisnis
source image: Linkedin

Berbeda 180 derajat, Burke Hedges dalam bukunya “Copycat Marketing 101” mempopulerkan pandangan positif terhadap copycat marketing.

Menurutnya, manusia pada dasarnya adalah peniru. Sejak kecil, kita belajar dengan meniru orang lain. Kunci kesuksesan adalah memilih dengan bijak siapa dan sistem apa yang kita tiru.

Dalam konteks ini, strategy copycat marketing adalah tentang mereplikasi model dan sistem yang telah terbukti membawa orang lain pada kebebasan finansial.

Ini bukan tentang menjiplak logo, melainkan tentang memahami dan menerapkan cara kerja yang efisien. Hedges menekankan pentingnya beralih dari:

  1. Linear Growth (Pertumbuhan Linear): Pertumbuhan linear yaitu bahwa dalam suatu interval waktu tertentu produk dan bisnis harus bertumbuh secara konstan, variabel-variabelnya bertambah secara bersama-sama.
  2. Leveraged & Exponential Growth (Pertumbuhan Eksponensial): Bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. Menggunakan daya ungkit seperti jaringan, sistem, atau teknologi untuk melipatgandakan hasil tanpa harus melipatgandakan usaha.
Baca Juga:  Wajib Tahu! 5 Cara Bikin Unique Selling Point Yang Keren

Dari sudut pandang ini, manfaat copycat marketing sangat besar. Dengan meniru sistem yang sudah sukses, seorang pebisnis dapat mengurangi risiko kegagalan.

Mempercepat laju pertumbuhan, dan fokus pada eksekusi daripada harus menemukan kembali “roda” dari awal.

Praktik copycat marketing di sini adalah tentang efisiensi dan akselerasi.

Membangun Identitas Unik di Era Digital

Baik Anda ingin menghindari jebakan plagiarisme maupun menerapkan strategi kesuksesan, satu hal yang pasti, merek Anda harus memiliki identitas yang kuat dan unik di dunia digital.

Cara terbaik untuk mengkomunikasikan nilai dan keaslian merek Anda adalah melalui website profesional. Untuk itu, manfaatkan jasa pembuatan website iklan di Infanthree.

Tim ahli di Infanthree akan membantu Anda membangun sebuah platform digital yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga efektif dalam menceritakan kisah merek Anda, membedakannya dari kompetitor, dan menarik pelanggan yang tepat.

Penutup

Pada akhirnya, copycat marketing adalah pedang bermata dua. Ia bisa menjadi alat akselerasi yang luar biasa jika digunakan untuk meniru pola pikir dan sistem yang sukses.

Namun, ia akan menjadi bumerang yang menghancurkan jika digunakan untuk menjiplak identitas visual demi menipu konsumen.

Pilihan ada di tangan setiap pebisnis. Apakah akan menjadi peniru yang cerdas dengan belajar dari kesuksesan orang lain untuk membangun sesuatu yang otentik, atau menjadi penjiplak yang hanya mencari keuntungan jangka pendek dengan mengorbankan integritas.

Baca Juga:  Tips Sukses Cara Memulai Bisnis Online Dengan Mudah 2025

Pilihlah jalan yang membangun nilai jangka panjang, karena merek yang hebat tidak dibangun di atas pondasi tiruan.

Ebook Gratis!!

Subscribe untuk dapatkan e-book GRATIS dan informasi teknologi terbaru dan diskon menarik langsung di Email-mu

Aridla
Aridla
Digital Marketer di Infanthree Digital. Sangat tertarik dalam perkembangan teknologi untuk pemanfaatan dalam bisnis. Jangan lupa berikan komentarmu jika ada yang ingin ditanyakan.
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
WhatsApp chat